Kamis, 04 Agustus 2011

MAJU MENUJU ADIWIYATA TINGKAT NASIONAL

Kamis ( 21/4 ) perhelatan besar yang selama ini disiapkan dengan gegap telah terlaksana. Juri sekolah Adiwiyata tingkat nasional telah mengunjungi SMP Negeri 1 Prambon untuk mengadakan penilaian lapangan.
     Menguak sedikit tentang perjalanan SMP Negeri 1 Prambon menuju sekolah Adiwiyata. Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Seperti yang disampaiakan oleh penanggung jawab sekolah Adiwiyata, bapak Sumadi, S.Pd, M.Si bahwa SMP Negeri 1 Prambon telah memulai debut perjuangan menuju Adiwiyata sejak tahun 2008. Namun, baru tahun 2010 dapat meraih posisi nominasi sekolah Adiwiyata dalam arti urutan kesebelas tingkat nasional.  Ketika tahun 2011 maju lagi, sementara SMP Negeri 1 Prambon menjadi wakil Provinsi Jawa Timur maju ke tingkat Nasional urutan kedua setelah SMP Negeri 16 Surabaya berdasarkan penilaian di tingkat provinsi.

        Bagaimana penilaian di tingkat Nasional? “Penilaian dilakukan dua kategori. Pertama penilaian berdasarkan portofolio dan kedua penilaian lapangan. Penilaian lapangan sebagai langkah tim juri untuk mencocokan kenyataan dengan portofolio” demikian disampaikan oleh tim portofolio yang diketuai ibu Wiji Utami, S.Pd
       Dua orang juri tingkat nasional yaitu ibu Aulia dan Bapak Donal serta seorang juri tingkat Provinsi Jawa Timur yaitu bapak Dedy  telah melihat dari dekat kondisi SMP Negeri 1 Prambon. Bahkan, dengan ekstrim ibu Aulia membuat gebrakan tak terduga dengan cara masuk ke kelas – kelas dan menanyai secara langsung para siswa dan guru seputar pemahamanannya dan tindakan yang dilakukan warga sekolah Adiwiyata selama ini. Penilaian berlangsung hungga pukul 03.00.
       Beberapa reward yang disampaikan juri terkait dengan keberadaan Adiwiyata di SMP Negeri 1 Prambon “ Dari empat sekolah yang telah kami kunjungi saya melihat baru di sekolah ini tidak ditemukan sampah plastic bahkan saya tidak menemukan sampah yamg di buang di selokan sekolah”, demikian disampaikan ibu Aulia. Lain lagi komentar pak Dedy,” beberapa sekolah membuang sampah ke luar sekolah, namun sekolah ini telah memberikan pembelajaran kepada para siswa untuk mengolah sampah daun memjadi kompos dan sampah kertas menjadi kerajinan. Hal ini merupakan nilai plus”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian Dutch